Teamwork
Kerjasama dalam tim atau seringkali
diistilahkan teamwork berarti melakukan suatu aktivitas kerja bersama lebih
dari 1 orang dalam sebuah team untuk mencapai suatu goal. Bila diamati, setiap
bentuk aktivitas terutama dalam organisasi lebih dari 90% aktivitas itu adalah
kerjasama dan sedikit bidang yang aktivitas-nya tidak memerlukan kerjasama.
Setiap unit kerja, bidang atau bagian
umumnya memiliki tujuan yang akan dicapai dengan format yang sudah jelas,
sehingga apabila kita perhatikan secara lebih dalam tingkat keberhasilan
masing-masing kelompok tersebut akan sangat dipengaruhi oleh dinamika kerjasama
kelompoknya. Artikel berikut menerangkan makna dan pentingnya kerjasama.
Kerjasama Kelompok dalam
Organisasi
Situasi saat ini jelas berbeda dengan 10
tahun lalu, atau bahkan 5 tahun lalu ketika iklim politik masih kental dengan
centralization. Sampai pada tahun 2005 istilah pilkada (pilihan kepala daerah)
menjadi tren perkataan yang sering didengar di berbagai media, tv, radio
apalagi surat kabar dengan berbagai informasi-informasi yang tidak
henti-hentinya diberitakan. Tren tahun itu adalah titik puncak (mungkin..kita
belum melihat beberapa tahun ke depan) desentralisasi.
Benarkah kondisi saat ini mempengaruhi
organisasi-organisasi lain, baik bisnis maupun non-profit? Sedikit banyak
akan berpengaruh. Beberapa organisasi dengan sistem kepemimpinan hirarki memang
banyak ditemui, tapi melihat trend gejala sosial dan politis, angin perubahan
mulai tampak menuju sistem yang lebih terbuka dan transparan. Bawahan mulai
mudah untuk mengkritisi atasan, apalagi rekan satu ordinat akan lebih mudah
lagi atau terbuka dalam menyampaikan segala sesuatu kritikan, opini ataupun
saran. Dari gejala seperti ini tampak pola kerjasama sedang mengalami perubahan
dari sistem yang terpusat menjadi sistem desentralisasi. Pola trend modern ini
diterjemahkan oleh beberapa ahli menjadi suatu pola kerjasama networking.
Seorang pemimpin, dengan situasi saat ini
sudah saatnya harus mampu melibatkan diri secara langsung dengan bawahan, dan
tiap anggota kelompok memiliki peran yang lebih banyak daripada hanya menjadi
komponen pasif dari sebuah dinamika kerjasama. Peran pemimpin terhadap bawahan
untuk kondisi saat ini sudah saatnya mengarah pada keterlibatan secara aktif
pada tiap-tiap angota kelompok atau unit kerja dalam memecahkan masalah
sehari-hari. Sebagai peran pemimpin juga harus bisa menciptakan iklim kerjasama
sebagai kondisi yang tangguh.
Organisasi bisnis dituntut untuk melakukan
suatu kerjasama yang sinergis menghadapi suatu iklim kompetisi. Ingat,
kompetisi di dunia bisnis jauh dari fairness, apabila iklim tersebut tidak
dibantu oleh situasi politik yang stabil sehingga kesinergisan internal
organisasi benar-benar suatu syarat mutlak agar organisasi mampu menghasilkan strategi
bisnis yang handal dan mampu menjaga iklim kompetisi dengan dunia luar.
Tuntutan kondisi yang semakin terbuka,
dinamis dan pengaruh suatu organisasi dengan iklim luar semakin mudah diakses,
maka peran pemimpin dituntut dapat mengembangkan gaya manajerial yang
partisipatif dengan secara intensif melibatkan diri pada pemecahan masalah
bersama dengan anggota unit kerjanya. Ia harus mampu membangun semangat
kerjasama dengan anggota unit kerja dengan unit kerja yang lain. Disini peran
networking semakin besar dimana tuntutan kinerja antar bidang semakin terbuka
dan didasari oleh tuntutan produktifitas organisasi yang semakin tinggi
dikarenakan iklim competitiveness tersebut.
Definisi Kerjasama
Kerjasama dapat dikatakan sebagai
sekumpulan orang yang memiliki tujuan sama saling berinteraksi dalam kinerja
membentuk suatu kolaborasi usaha pada setiap anggota kelompok sesuai peran
masing-masing. Ahli lain menyebutkan : sekumpulan individu membentuk hubungan
yang selaras untuk mencapai tujuan yang sama.
Dari paparan definisi tentang kerjasama, dapat maka
terdapat beberapa dimensi penting yang terkandung dalam kerjasama tersebut,
yaitu:
· Anggota kelompok
· Peran
· Tugas
· Tujuan
Dalam sebuah organisasi, terdapat level of teamwork mengacu
pada komponen dimensi kerjasama seperti disebutkan diatas, yaitu:
· Kerjasama pimpinan puncak, terdiri dari tiap-tiap pimpinan sub-organisasi
(Kepala Bagian, Manajer)
· Project Team, terdiri anggota kelompok usaha dari berbagai tingkatan dan
fungsi untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu.
· Kelompok kerja, terdiri dari anggota kelompok unit usaha yang menjalankan
unit-unit kerja operasional rutin.
Efektifitas Kelompok
Suatu kelompok dikatakan sebagai teamwork
dan menghasilkan suatu hasil yang optimal memiliki banyak dimensi, diantaranya
adalah:
· Goal setting: suatu kelompok kerja akan dapat secara efektif menghasilkan
suatu tujuan apabila memiliki goal setting yang sama.
· Komitmen: seberapa besar tiap-tiap komponen kelompok memiliki komitmen
· Effective role: setiap anggota kelompok harus memiliki peran-peran
tersendiri dan dituntut untuk sinergis dalam melakukan usaha.
· Leadership: komponen penting suatu kelompok akan menjadi efektif atau tidak
banyak dipengaruhi oleh kepemimpinan.
Efektivitas kinerja tim dapat tercapai apabila
kinerjanya dilandasi empat faktor diatas dan dalam membangun dan mengembangkan
kelompok kerja maka tiap individu merupakan kunci efektif atau tidaknya suatu
usaha kerjasama.
Terjadi proses-proses natural sebuah kerjasama
terbentuk, yaitu:
1. Pembentukan kelompok
yang diawali dengan proses rekrutmen. Pada tahap ini masing-masing anggota
masih berusaha untuk beradaptasi.
2. Proses penjajagan dimana
masing-masing anggota saling mencoba untuk menampilkan diri dan berkolaborasi
dengan mencoba peran-peran yang mungkin dilakukan, bermunculan ide, konflik
sampai munculnya peran yang sesuai di tiap anggota kelompok, yaitu:
3. Kohesivitas, dengan
mulai munculnya perilaku-perilaku responsif sesama anggota kelompok,
ketergantungan dan dukungan dan intensi perasaan.
4. Kinerja kelompok dimana
pada kondisi ini ke-sinergis-an tiap-tiap peran kelompok mulai jelas dan
keharmonisan peran untuk mencapai suatu target.
Kepemimpinan dalam Membangun Teamwork
Pemimpin identik sebagai pengatur dan
tugas utama pemimpin adalah untuk menyelaraskan peran-peran anggota kelompok
lain sehingga dapat melakukan kinerja dengan baik. Peran pemimpin dituntut
untuk aktif dalam memecahkan berbagai masalah karena pemimpin merupakan tempat
utama segala sesuatu berakhir, baik berupa keputusan, dorongan atau motivasi
untuk melakukan suatu usaha dan pada akhirnya kepemimpinan yang menjadikan
kerjasama dapat terbentuk secara stabil dalam mencapai pemenuhan tujuan.
Peran pemimpin harus memahami anggota-anggotanya baik
sebagai individu maupun bagian dari tim. Ia harus paham terhadap masing-masing
tugas dan tanggunjawab anggota kelompok, dinamika kelompok dari anggota dan
mampu menyelaraskan kehidupan organisasi sesuai dengan nilai-nilai yang
dijunjung.
Individu sebagai anggota
kelompok.
Individu mau untuk terlibat dalam sebuah
tim didasari dari beragam motivasi, baik berupa dorongan kebutuhan, nilai atau
eksistensi sosial yang dapat mencerminkan keragaman motivasi seseorang untuk
mau bergabung dalam organisasi. Disini diperlukan suatu keselarasan peran yang
disebabkan adanya beragam motivasi tersebut. Adapun beberapa strategi yang
dapat dilakukan adalah:
Task enrichment: yaitu menyediakan suatu
pekerjaan yang mencerminkan tantangan, usaha ekstra yang berarti memberikan
target prestasi dan memberikan kebebasan yang lebih dalam cara mengerjakan
tugas.
Involment, memberikan suasana
keterlibatan agar anggota kelompok merasa aman, nyaman dan seterusnya akan
mampu memberikan kepuasan dalam mengerjakan tugas. Hal ini dapat dilakukan
dengan membuka dan menerima ide-ide, meminta saran dan usulan dari anggota
kelompok atau usulannya dalam memecahkan masalah.
Achievement, dorongan prestasi adalah
motif yang banyak dimiliki oleh tiap individu dan dengan memberikan tantangan
kerja yang semakin meningkat akan membuat anggota kelompok terlibat aktif dalam
mencapai kinerja team yang semakin efektif.
Reward, penghargaan adalah
kebutuhan yang banyak diminati oleh individu. Dengan memberikan penghargaan
yang sesuai terhadap hasil maka kinerja akan terus meningkat.
Tugas-tugas Unit Kerja
Kelompok
Sebagai pemimpin akan selalu
mendistribusikan pekerjaan kepada sub-ordinatnya. Selain itu juga tugas-tugas
tiap unit kerja akan saling berhubungan dan peran pemimpin yang harus mampu
menyelaraskan tiap aktivitas yang ada. Agar dapat melakukan kinerja yang
efektif maka harus ada komitmen untuk melakukan suatu eksekusi tugas. Oleh
karena itu harus diawali dengan kesepakatan kerja sehingga masing-masing pihak
paham mengenai peran dan tanggung jawab yang harus diselesaikan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan
penugasan kepada kelompok:
· Deskripsi pekerjaan
· Unit usaha mendukung target kelompok
· Ketersediaan sumberdaya
· Metode.
Setelah pembagian tugas dilakukan dengan
baik, manajer bersama-sama anggota unit kerjanya akan melaksanakan tugas dengan
mengembangkan pola kerjasama yang baik. Disini manajer dituntut untuk terlibat
langsung dalam pemecahan masalah bersama serta secara berkala mengadakan
rapat-rapat kelompok dalam memonitor perkembangan kemajuan pelaksanaan
pekerjaan.
Adapun langkah-langkah dalam menghadapi Task / tugas
secara sistematis yang biasa disebut sebagai ( 7D Scheme for team
task ) adalah :
Define > Draw > Discuss > Decide
> Detail > Discharge > Dissect
DEFINE
· Jelaskan tugas
· Jelaskan kenapa tugas harus dilakukan
· Lakukan kesepakatan kerja untuk mendapatkan komitmen
· Atasi kesulitan dan hambatan
· Target waktu yang tersedia
· Sebutkan keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi
DRAW
· Cari informasi yang relevan
· Periksa sumberdaya yang tersedia
· Pertimbangkan apakah perlu sumberdaya tambahan
· Periksa kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan anggota
· Cari pengetahuan dan pakar terkait bila diperlukan
DISCUSS
· Set prioritas
· Kumpulkan gagasan-gasasan penyelesaian masalah – brainstorming ,
dll
· Temukan alternatif-alternatif pemecahan
· Cari lebih jauh sudut pandang yang lain
· Tanyakan lagi ide-ide yang sudah ada / uji lagi
· Sintesakan penyelesaian terbaik
· Pertimbangkan konsekuensi dari tindakan yang akan diambil
DECIDE
· Usahakan lakukan konsensus untuk kesepakatan bersama
· Dorong anggota kelompok kearah keputusan yang tajam dan akurat
· Buat rencana kerja yang sederhana tapi dapat dijalankan
· Buat rencana alternative, bila diperlukan ( contigency plan)
DETAIL
· Berikan penugasan dan yakinkan setiap anggota mendapatkan tanggungjawab
yang menantang
· Berikan penjelasan yang rinci kepada anggota mengenai tugasnya
· Alokasikan tugas-tugas khusus kepada orang yang tepat
· Periksa bahwa setiap anggota memahami kontribusinya terhadap target
kelompok
· Distribusikan sumberdaya yang ada
· Jelaskan kemungkinan-kemungkinan yang ada
· Tentukan checkpoint / ukuran kemajuan kerja
DISCHARGE
· Periksa bahwa tindakan mengarah ke sasaran kerja
· Perhatikan perbedaan-perbedaan antara aktual dengan rencana
· Bantu dan intervensi bila diperlukan
· Bimbing dan latih anggota bila perlu
· Periksa kriteria kinerja
· Monitor kemajuan
· Jaga agar anggota kelompok tetap memiliki dan mendapatkan informasi yang
terakhir / up-to-date
· Berikan dukungan dan semangat.
DISSECT
· Simpulkan kemajuan kerja
· Rencanakan kembali bila perlu
· Mintakan umpan balik pada proses dan hasil kerja
· Berikan umpan balik kepada kelompok dan angotanya
· Periksa nilai dari kontribusi masing-masing anggota
· Identifikasi keberhasilan, dan
· Belajar dari kegagalan
Peran Kelompok
Meredith Belbin memperkenalkan dinamika
kelompok dengan melihat perbedaan peran dari masing-masing anggota kelompok.
Dalam kelompok, anggota dapat memberikan kontribusinya sesuai dengan peran.
Peran-peran tersebut adalah:
· Coordinator (mengkoordinir, mengontrol, mengarahkan diskusi,
memecahkan konflik, memotivasi dan melibatkan anggota ),
· Shaper ( biasa disebut action-man , cenderung tegas dan lugas,
ingin segera menyelesaikan tugas, task-oriented , tidak sabar
, reaktif dan kurang mau mengerti orang lain),
· Plant ( creatif, banyak ide, senang merencanakan sesuatu dengan matang, berusaha
mencari alternatif pemecahan baru ),
· Monitor evaluator ( seorang quality controller, kritis, suka
menilai dan memantau, analisa tajam ),
· Implementer ( pelaksana yang suka diberitahu detil mengerjakan
suatu tugas, tidak suka perubahan ),
· Team worker (interaksi sosial baik, pandai bergaul, dapat membaca
perasaan orang lain dan membangun suasana ).,
· Resorce investigator ( pencari referensi, bergaul dengan
kelompok eksternal, pandai membangun jaringan kerjasama ),
· Completer ( penuntas pekerjaan, pemerhati deadline, sistematis,
detil pekerjaan diikuti dengan tekun ),
· Specialist ( ahli dalam bidang tertentu yang dibutuhkan kelompok
).
Dalam membangun suatu kelompok kerja, ia
menyebutkan bahwa paling tidak terdapat tiga anggota yang dapat memerankan tiga
peran utama, yakni; Coordinator, Plant dan Monitor , kemudian
yang lain komposisinya sebagai Implementer, Team worker, Resource
Investigator, Compliter dan Specialist. Pada dasarnya seorang individu
dapat memerankan beberapa role team diatas. Namun demikian
secara karakteristik individunya, peran seseorang akan memiliki 3 kategori,
yaitu ;
· peran yang sebaiknya / Roles best avoided
· Peran yang bisa disesuaikan / manageable role
· Peran yang alami / natural role
IMPLIKASI MANAJERIAL
Kesimpulannya Kelompok atau team merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil dimana untuk berkomunikasi lebih mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apa yang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggota tersebut.
Kesimpulannya Kelompok atau team merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil dimana untuk berkomunikasi lebih mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apa yang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggota tersebut.
Sumber :
://www.psychologymania.com/2013/02/pengertian-kerja-sama.html