Pages

Rabu, 29 Oktober 2014

"Jangan Semua Dibebankan Kepada Pengusaha"


JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta permasalahan Upah Minimum Provinsi (UMP) jangan dibebankan kepada pengusaha, seharusnya ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) Pemerintah yang tidak bisa menyelesaikan permasalahan setiap tahunnya.

"Ini juga menjadi PR pemerintah yang tidak diselesaikan, semestinya kalau pemerintah itu berjalan baik lakukan seperti yang dilakukan seperti Pak Jokowi dan Pak Ahok, menyiapkan fasilitas perumahan, transportasi yang baik. Jadi jangan semua ini dibebankan kepada pengusaha," ungkap Ketua Apindo Anton Supit dalam sebuah diskusi di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (2/11/2013).
Anton menegaskan, permasalahan UMP ini jangan sampai semua mengganggu investasi yang sedang berjalan. Dia melanjutkan, jika terus dipaksakan, bukan tidak mungkin banyak pabrik yang akan tutup.

"Apakah kita rela kehilangan banyak lapangan pekerjaan dan kita akan menjadi negara yang konsumen, kalau kita menjadi negara yang kaya, enggak kerja juga digaji ya enggak apa-apa kita jadi negara konsumen. Tapi kalau kita butuh lapangan pekerjaan untuk income dan untuk pajak dan lain-lain, kita butuh mempertahankan investor," tegasnya.

Menurut Anton, dampak yang ditimbulkan untuk para investor akibat kenaikan UMP ini yang memasuki tahun ketiga sudah parah. Karena dalam kenaikan tersebut bukan negosiasi yang di ambil namun tekanan fisik, seperti terlihat pemaksaan.

"Saya kira begini, Saya tidak mau menuduh satu oknum, fakta ini kan sudah semuanya diketahui publik, jadi jangan dibantah oleh kalangan oknum, masalahnya kalau pemerintah tidak berani menegakkan hukum tuntutan yang tinggi tidak akan berjalan, tetapi kalau tidak berunding maka  akan kepada hukum. Harusnya masyarakat sekarang sadar lah bahwa mencari kerja ini kan enggak gampang," pungkasnya.

- Kalimat Tidak Efektif :
"Apakah kita rela kehilangan banyak lapangan pekerjaan dan kita akan menjadi negara yang konsumen, kalau kita menjadi negara yang kaya, enggak kerja juga digaji ya enggak apa-apa kita jadi negara konsumen. Tapi kalau kita butuh lapangan pekerjaan untuk income dan untuk pajak dan lain-lain, kita butuh mempertahankan investor," tegasnya.

- Kalimat Efektif :
“Apakah kita rela kehilangan banyak lapangan pekerjaan dan menjadi Negara yang konsumen, jika kita menjadi Negara yang kaya, tidak bekerja dan digaji tidak masalah menjadi Negara konsumen. Tetapi jika membutuhkan lapangan pekerjaan untuk income, dan pajak, kita perlu mempertahankan investor.”

- Kalimat Tidak Efektif :
"Saya kira begini, Saya tidak mau menuduh satu oknum, fakta ini kan sudah semuanya diketahui publik, jadi jangan dibantah oleh kalangan oknum, masalahnya kalau pemerintah tidak berani menegakkan hukum tuntutan yang tinggi tidak akan berjalan, tetapi kalau tidak berunding maka  akan kepada hukum. Harusnya masyarakat sekarang sadar lah bahwa mencari kerja ini kan enggak gampang," pungkasnya.

- Kalimat Efektif :
"Menurut Saya, Saya tidak mau menuduh satu oknum, fakta ini sudah diketahui publik, jadi jangan dibantah oleh kalangan oknum. Apabila Pemerintah tidak berani menegakkan hukum, tuntutan yang tinggi tidak akan berjalan, tetapi jika tidak berunding maka akan kepada hukum. Harusnya saat ini masyarakat menyadari bahwa mencari pekerjaan itu tidak mudah."


Rabu, 01 Oktober 2014

MENGENAL BENTUK TULISAN ARTIKEL, FEATURE DAN ESA


1.     Bentuk-bentuk Tulisan di Media Massa

Apakah yang disebut sebagai Artikel?

Masyarakat luas, mengangap semua tulisan di media cetak (koran, majalah, tabloid, bulletin, jurnal dan news letter) sebagai artikel. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artikel disebut sebagai: karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai di majalah, surat kabar dsb. Dalam ilmu jusnalistik, artikel adalah salah satu bentuk tulisan nonfiksi berisi fakta dan data yang disertai sedikit analisis dan opini dari penulisnya.

Apakah yang disebut sebagai features?

Feature sering diartikan sebagai tulisan khas di media massa. Dalam KBBI, arti feature tidak ada. Dalam kamus-kamus bahasa Inggris, feature diartikan sebagai: a distinctive or regular article in a newspaper or magazine. Dalam ilmu jurnalistik, features merupakan salah satu bentuk tulisan nonfiksi, dengan karakter human interest yang kuat.

Apakah yang disebut esai?

Menurut KBBI, esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Menurut kamus Webster’s (essay) adalah: a short literary composition of an analytical, interpretive, or reflective kind, dealing with its subject in a nontechnical, limited, often unsystematic way and, usually, expressive of the author’s outlook and personality. Menurut ilmu jurnalistik, esai adalah tulisan berupa pendapat seseorang tentang suatu permasalahan ditinjau secara subyektif dari berbagai aspek/bidang kehidupan.

Apakah bentuk-bentuk tulisan lain di media massa?

Yang paling banyak dijumpai di koran dan majalah adalah berita (news). Dalam dunia jurnalistik, news dikelompok-kelompokkan lagi menjadi spot news, stright news, interpreted news, interpretative news, news story dll. Selain itu masih ada bentuk-bentuk tulisan lain seperti reportase, information story, info grafis, resensi buku/film, tajuk, resep masakan, daftar harga dll.

Apakah yang disebut sebagai News (berita)?

News atau berita adalah bentuk tulisan non fiksi berdasarkan sebuah peristiwa faktual, yang lazim disebut sebagai stright news (berita lempang atau berita langsung). Selain itu masih ada spot news (berita singkat); interpeted news (berita pendapat); interpretative news (berita dengan interpretasi); investigative news (berita penyidikan) dll.

Bentuk tulisan manakah yang paling mungkin untuk ditulis oleh pihak luar (bukan wartawan atau redaksi penerbitan tersebut)?

Yang selalu diisi oleh pihak luar adalah artikel, opini dan esai. Yang kadang-kadang juga masih bisa diisi oleh pihak luar adalah feature dan reportase. Namun bentuk tulisan Opini dan Esai lebih sulit dipelajari dibanding dengan artikel. Sementara feature juga lebih mudah dikerjakan oleh bukan wartawan dibanding dengan reportase. Karenanya, bentuk tulisan artikel dan feature paling mudah dan bermanfaat untuk dipelajari oleh kalangan bukan wartawan profesional.





2.     Tentang Artikel

Apakah yang disebut sebagai artikel dalam dunia jurnalistik?

Dalam dunia jurnalistik, artikel adalah salah satu bentuk tulisan non fiksi (berdasarkan data dan fakta) dan diberi sedikit analisis serta pendapat oleh penulisnya. Biasanya, artikel hanya menyangkut satu pokok permasalahan, dengan sudut pandang hanya dari satu disiplin ilmu. Teknik yang digunakan umumnya deduktif–induktif atau sebaliknya.


Apakah beda artikel dengan interpretative news?

Interpretative news juga merupakan salah satu bentuk tulisan non fiksi yang juga diberi opini oleh penulisnya. Namun kalau sebuah artikel sudah bisa ditulis hanya dengan bahan data dan fakta, maka interpretative news harus berdasarkan peristiwa faktual. Kalau artikel bisa ditulis oleh siapa saja, maka interpretative news biasanya hanya ditulis oleh intern wartawan atau redaktur dari penerbitan bersangkutan.

Apakah beda artikel dengan opini dan kolom?

Dalam pengertian sehari-hari, artikel, opini, kolom bahkan juga esai dianggap sama dan bisa saling dipertukarkan tempatnya. Dalam dunia jurnalistik, opini dibedakan dengan artikel karena dalam opini, pendapat pribadi (buah pikiran) si penulis lebih diutamakan. Sementara dalam artikel, pendapat pribadi si penulis biasanya dikemukanan dalam bentuk analisis atau data dan fakta tandingan, yang berbeda dengan data dan fakta yang dijadikan bahan tulisan. Dengan adanya analisis serta data dan fakta tandingan itu, pembaca artikel diharapkan bisa mengambil kesimpulan sendiri. Kolom adalah artikel, opini, esai atau tulisan lain oleh penulis tetap, yang diberi ruang (rubrik) yang tetap pula.

Apakah beda artikel dengan esai?

Dalam dunia jurnalistik, esai merupakan bentuk tulisan yang paling sulit. Meskipun dalam KBBI esai hanya disebut sebagai: karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. KBBI memang mewakili pendapat umum masyarakat yang menganggap esai sama dengan artikel, opini dan kolom. Padahal esai merupakan artikel yang dalam menganalisis, si penulis mengambil angle dari beberapa disiplin ilmu, dengan subyektifitas yang khas dari penulisnya. Hingga penulis esai yang baik, dituntut untuk memiliki minat serta pengetahuan yang luas, dengan kepribadian yang khas.

Secara konkrit, bagaimanakah biasanya sebuah artikel ditulis?

Artikel paling mudah ditulis dengan metode induksi atau deduksi. Dalam metode induksi, penulis berangkat dari sebuah contoh khusus, misalnya kasus korupsi untuk membuat kesimpulan yang bersifat umum tentang gejala korupsi. Dalam metode deduksi, penulis menggunakan cara kebalikan dari induksi, yakni menggunakan sebuah gejala umum untuk membuat kesimpulan terhadap contoh khusus. Misalnya, penulis menunjukkan bagaimana amburadulnya pengaturan lalulintas di suatu tempat, lalu gejala umum tersebut digunakan untuk menyimpulkan bahwa sebuah contoh kecelakaan lalulintas merupakan akibat dari gejala umum tersebut.

3.      Tentang Feature

Apakah yang disebut sebagai feature?

Kalau entri artikel sudah masuk dalam KBBI, maka entri feature masih belum ada. Meskipun demikian, di depan telah disebutkan bahwa feature dalam kamus-kamus bahasa Inggris diartikan sebagai tulisan khas (dengan karakter yang kuat) yang dimuat secara reguler di surat kabar atau majalah.



Apakah yang membedakan feature dengan berita (stright news maupun interpreted news) dan artikel?

Berita lebih mengutamakan fakta dan data aktual (berdasarkan sebuah peristiwa aktual) yang ditulis secara lempang tanpa opini (stright news); dengan opini dari luar si penulis (intrepreted news) maupun opini dari si penulisnya (interpretative news). Artikel ditulis berdasarkan data dan fakta (belum tentu peristiwa faktual), diberi analisis dan opini (berupa fakta dan data tandingan) dari si penulis. Feature merupakan tulisan berdasarkan data dan fakta peristiwa aktual, namun materinya diseleksi yang lebih menekankan segihuman interest.

Ada berapa jenis feature-kah yang selama ini dikenal dalam dunia jurnalistik?

Ada puluhan jenis feature. Mulai dari feature tentang manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, alam, sejarah, anthropologi, luar angkasa, hantu-hantu.

Apakah tema-tema berdasarkan bidang/sektor kehidupan bisa diangkat sebagai feature?

Bisa. Misalnya bidang sosial, politik, budaya, ekonomi dll. Sektornya mulai dari kesenian, pemerintahan, perdagangan dll. Namun dalam mengangkat bidang, sektor maupun komoditas yang lebih konkrit menjadi sebuah feature, penulis akan menekankan segi manusianya, binatangnya, tumbuh-tumbuahnya atau alamnya. Bukan menekankan segi permasalahannya. Hal yang terakhir ini lebih tepat diangkat menjadi artikel atau esai.

Secara konkrit, bagaimanakah sebuah feature ditulis?

Misalnya ada kecelakaan pesawat terbang. Stright newsnya adalah berita tentang kecelakaan tersebut. Kemudian ada interpreted news dari maskapai penerbangan, pabrik pesawat, aparat perhubungan, pihak keluarga korban dll. mengenai kecelakaan tersebut. Ada lagi artikel dari seorang pakar cuaca yang mengulas kecelakaan tersebut dari aspek buruknya cuaca pada saat peristiwa terjadi.

Feature yang bisa ditulis antara lain:
·         Mengenai istri/anak pilot yang menjadi korban;
·         Pacar pramugari yang juga menjadi korban;
·         Petugas SAR yang tanpa kenal lelah membantu mengumpulkan jasad para korban dll. dengan menekankan segi human interestnya.

3.     Tentang Esai

Apakah yang disebut esai dalam dunia jurnalistik?

Kata kunci pada bentuk tulisan esai adalah adanya faktor analisis, interpretasi, dan refleksi. Karakter esai, umumnya non teknis, non sistematis, dengan karakter dari penulis (unsur subyektivitas) yang menonjol.

Apakah beda esai dengan artikel dan opini?

Beda esai dengan artikel dan opini adalah, esai lebih mengutamakan faktor analisis secara individual. Sementara artikel lebih mengutamakan analisis dengan bantuan teori atau disiplin ilmu tertentu. Pada bentuk tulisan opini, pendapat pribadi penulis (bukan analisis) lebih diutamakan.

Benarkah semua penulis artikel dan sasterawan mampu menulis esai?

Pertama-tama tidak semua wartawan dan sasterawan mampu menulis artikel dan feature.
Kedua, tidak semua penulis artikel, feature dan sasterawan mampu menulis esai. Hanya sedikit wartawan dan sasterawan yang mampu menjadi penulis esai. Sebab bentuk tulisan ini termasuk yang paling sulit dikuasai. Namun penulis esai, hampir selalu bisa menulis artikel dan feature dengan cukup baik.


Mengapa esai merupakan bentuk tulisan yang paling sulit untuk dikuasai penulis?

Tingkat kesulitan esai, terutama disebabkan oleh karakternya yang non teknis dan non sistematis. Hingga kekuatan esai hanyalah tertumpu pada daya analisis, refleksi dan karakter pribadi si penulis. Karenanya, teknik menulis esai dari seseorang, akan sulit untuk dipelajari dan ditiru oleh penulis lain. Sementara teknik menulis artikel dan feature dari seorang penulis kenamaan, bisa dipelajari dan ditiru oleh penulis pemula.

Bagaimanakah persyaratan agar seseorang bisa menjadi penulis esai yang baik?

Seorang peulis esai, dituntut memiliki tingkat kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual di atas rata-rata. Seseorang yang cerdas secara intelektual, lebih cocok untuk menjadi penulis artikel. Mereka yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual dan emosional tinggi lebih pas menjadi penulis feature dan opini. Kalau kecerdasan intelektual dan emosional itu ditambah dengan kecerdasan spiritual dan pengetahuan serta wawasan luas, maka dia bisa menjadi penulis esai yang baik.

5.      Struktur Berita, Artikel, Feature dan Esai

Apakah yang dimaksud sebagai struktur tulisan dalam dunia jurnalistik?

Yang dimaksud sebagai struktur tulisan dalam dunia jurnalistik adalah susunan, bangunan atau pola dari tulisan tersebut. Misalnya, pada umumnya struktur berita adalah piramida (s) terbalik t (bagian yang runcing berada di bawah).

Mengapa struktur berita berupa piramida terbalik?

Piramida terbalik mengibaratkan bahwa bagian yang besar (isinya banyak, penting); berada di bagian atas. Makin ke bawah, bentuk piramida tersebut makin mengecil dan meruncing. Ibaratnya, makin ke bawah volume berita tersebut makin sedikit, sementara isinya juga menjadi kurang penting. Dalam kenyataan, isi sebuah berita sama saja. Misalnya, kalau di bagian atas dalam satu alinea terdiri dari 6 kalimat dan 30 kata, maka di bagian bawah bisa saja satu alinea malahan berisi 8 kalimat dengan 40 kata. Namun, kadar kepentingan dan kepadatannya (variasi informasi yang terkandung di dalamnya), justru lebih sedikit.

Bagaimanakah dengan struktur artikel dan feature?

Artikel dan feature tidak berbentuk piramida terbalik melainkan balok sama besar yang memanjang dari atas ke bawah (z). Bentuk demikian dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa dalam artikel maupun feature, bagian yang paling atas, sama pentingnya dengan yang di tengah maupun yang di bawah.

Bagaimanakah detil komponen struktur artikel dan feature tersebut?

Secara umum, semua tulisan selalu terdiri dari judul (bisa dengan atau tanpa anak judul), nama penulis (bisa di atas bisa di bawah, bisa tidak ada), summary (ringkasan) atau etalase/intro; lead (kepala tulisan), body dan ending.

Apakah yang dimaksud dengan summary dan lead dalam artikel/feature?

Banyak penulis bahkan redaktur penerbitan yang sulit untuk membedakan antara summary atau etalase atau intro dengan lead atau kepala tulisan. Summary, etalase atau intro, hanya dimaksudkan untuk “daya tarik awal” setelah pembaca melihat judul dan juga foto (dalam feature). Fungsi ini tidak terlalu penting jika dibanding dengan lead atau kepala tulisan. Dalam News, lead memuat sekaligus semua informasi (what, who, when, where, whay dan how = 5 W 1 H) dalam satu alinea.
Misalnya: Tadi malam pukul 22.30 WIB (when), telah terjadi kecelakaan lalulintas (what), di jalan tol Jagorawi (where). Kecelakaan tersebut terjadi antara (how) bus penumpang dengan truk gandengan (what). Dalam kecelakaan ini sebanyak 10 orang tewas dan belasan lainnya luka-luka (how). Diduga kecelakaan terjadi karena bus tersebut mengalami pecah ban (why), dst.
Dengan hanya membaca lead sebuah berita, seorang pembaca sudah bisa tahu seluruh isi berita secara garis besar, tanpa harus melanjutkan membaca seluruh berita. Dalam artikel dan feature, fungsi lead adalah, untuk membuat pembaca tidak bisa berhenti membaca sebelum tulisan selesai. Hingga fungsi lead tersebut justru untuk memberikan daya tarik, namun harus dibatasi hingga tidak semua informasi tuntas dalam sebuah lead. Karena fungsinya yang demikian penting, lead dalam artikel dan feature sering diibaratkan seperti serve dalam badminton, voley atau tenis.

Bagaimanakah tepatnya struktur sebuah esai?

Sebagai sebuah tulisan, esai juga menuntut adanya jusdul, etalase, lead, body dan ending. Namun struktur secara keseluruhan tidak seketat dan sebaku pada artikel dan feature. Justru karena tidak adanya kebakuan tersebut, maka sebuah esai dari penulis kenamaan, sulit untuk dipelajari dan dicontoh oleh penulis pemula. Karakter esai yang non teknis dan non sistematis menjadi kendala untuk membakukan struktur penulisannya.

6.      Metode Induktif dan Deduktif dalam Artikel

Seberapa pentingkah data dan fakta dalam sebuah artikel?

Data dan fakta merupakan materi yang paling penting dalam sebuah artikel. Sebab tanpa data dan fakta yang kuat, maka artikel akan berubah menjadi opini. Misalnya, ketika terjadi sebuah kecelakaan lalulintas hebat yang menewaskan puluhan siswa SMU, maka seorang penulis artikel yang baik akan segera membuka file tantang kecelakaan lalulintas yang memakan korban cukup banyak, jenis kendaraannya, jumlah korbannya, lokasi dan waktu kejadiannya, penanganannya oleh pihak yang berwajib dll. Dengan data-data tersebut, si penulis artikel bisa membuat analisis sederhana dan menyimpulkan, apakah kecelakaan lalulintas di negeri kita selama sepuluh tahun terakhir ini meningkat atau menurun? Kalau meningkat mengapa? Kalau menurun mengapa? Sebab tekanan utama pada penulisan artikel adalah pada pertanyaan mengapa dan bagaimana.

Apakah penulisan artikel mutlak harus menggunakan metode induktif/deduktif?

Tidak harus. Bahkan sebenarnya tidak pernah ada pedoman baku bagaimana seharusnya sebuah artikel ditulis. Selain metode induktif deduktif, bisa pula digunakan metode thesis – antithesis dan sinthesis. Bisa pula dengan metode pengajuan pertanyaan 5 W 1 H yang akan dibahas lebih rinci pada bab VII dan VIII, khususnya tentang alinea.

Mengapa metode induktif/deduktif menjadi populer?

Karena metode ini paling mudah diterapkan bagi para pemula. Misalnya, ketika terjadi bencana tanah longsor (contoh kasus = hal khusus), semua pihak pasti segera mengkaitkannya dengan penggundulan hutan dan perusakan lingkungan (gejala umum). Metode berpikir induktif ini juga bisa dibalik menjadi deduktif. Pertama kita kemukakan gejala penggundulan hutan dan perusakan alam dengan bergagai data dan faktanya, dari gejala umum ini, kita tarik kesimpulan pada contoh-contoh khusus yang sangat spesifik namun cukup kuat. Misalnya perubahan iklim makro, pemanasan global dll.

Apakah menulis artikel perlu latar belakang, tujuan, permasalahan dst?

Metode penulisan ilmiah dengan latar belakang, tujuan, kerangka pikir, permasalahan, pemecahan permasalahan, kesimpulan dan saran dsb, tetap bisa digunakan dalam menulis artikel. Namun dalam mengemukakan latar belakang misalnya, tetap harus digunakan data dan fakta aktual. Misalnya kalau kita menggunakan metode deduktif, kerusakan hutan dan lingkungan yang kita jadikan sebagai latar belakang, harus disertai dengan fakta dan data yang jelas, lengkap dan akurat. Analisis dan opini yang disampaikan pun, harus berupa data. Misalnya, kita bisa mengatakan bahwa perusakan hutan dan alam akan berakibat pada kerusakan seluruh ekosistem seperti telah terjadi di negara A, B dan C. Hingga kita perlu melakukan penghijauan dan reboisasi seperti telah dilakukan oleh negara D, E dan F yang dulu hutannya pernah rusak tetapi pulih kembali.

Bolehkah dalam menulis artikel kita hanya menggunakan pernyataan umum?

Tidak boleh. Sebab artikel demikian pasti akan ditolak oleh redaktur penerbitan yang bonafid. Misalnya kita menyebut bahwa: “Akhir-akhir ini telah terjadi penggundulan hutan dan perusakan alam secara membabibuta oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab dst.” Pernyataan tersebut sangat umum dan dangkal karena tidak disertai dengan fakta dan data. Beda kalau misalnya kita sebutkan bahwa: “Tahun ini sekian juta hektar hutan primer telah ditebang habis oleh pengusaha HPH di provinsi A, B, C dan D. Dibanding dengan tahun lalu, angka penebangan ini telah naik empat kali lipat dst.

7.      Faktor Human Interest dalam Feature

Apakah yang disebut sebagai human interest?

Human interest bisa diartikan sebagai rasa kemanusiaan. Hingga feature yang disebut sebagai tulisan yang menekankan segi human interest dimaksudkan sebagai tulisan yang menekankan segi yang bisa menyentuh rasa kemanusiaan pembacanya.

Mengapa segi human interest paling diutamakan dalam sebuah feature?

Karena berita (news) sudah ditampilkan dengan lugas dan dengan bahasa yang sangat formal. Dalam artikel, fakta dan data juga harus dianalisis dengan serius dan diberi opini yang juga harus serius. Agar pembaca media cetak tidak bosan, maka diperlukan sebuah bentuk tulisan yang menekankan segi human interest. Itulah sebabnya segi ini paling diutamakan dalam feature. Dalam perkembangan lebih lanjut, berita pun bisa dikembangkan menjadi news feature, feature reporting, feature story dll. Bahkan dalam perkembangan lebih lanjut, feature juga melahirkan bentuk tulisan yang lebih baru (generasi baru) yang disebut sebagai How To Do It Article (HTDI). Cabang jurnalisme yang pertamakali memperkenalkan bentuk tulisan ini adalah jurnalisme kedokteran/kesehatan pada abad XVI dan XVII.

Apakah segi human interest tersebut sudah melekat pada meteri tulisan, atau merupakan kreasi penulisnya?

Segi human interest dalam sebuah feature, harus benar-benar faktual (berupa fakta nyata) yang melekat pada materi (bahan) tulisan. Keterampilan penulis hanya dituntut untuk menyeleksi dan mengolah bahan-bahan tersebut, hingga ketika telah menjadi tulisan dan disampaikan ke pembaca, akan bisa menyentuh perasaan. Kalau segi human interest tersebut merupakan hasil imajinasi atau keterampilan berpikir si penulis, maka tulisan tersebut merupakan fiksi, bukan feature.

Apa sajakah yang bisa dikatagorikan sebagai human interest?

Yang bisa dikatagorikan sebagai human interest antara lain: masalah percintaan; perjalanan/perjuangan hidup manusia, hewan, tumbuhan maupun alam (gunung api, bintang); kelahiran/kematian; penderitaan (misalnya derita TKI yang disiksa majikan di LN); ketabahan/ketegaran dalam menghadapi cobaan/godaan dll.

Apakah feature dengan tema penderitaan bisa digunakan untuk menjelek-jelekkan pihak yang mengakibatkan penderitaan tersebut?

Bisa, namun feature tersebut akan menjadi feature propaganda. Nilai sebuah feature propaganda, akan lebih rendah dibanding dengan feature yang benar-benar hanya menceritakan penderitaan seseorang atau sekelompok orang. Sebab yang harus geregetan, marah dsb. adalah pembaca media massa, setelah membaca feature tersebut. Bukan penulisnya.

8.      Kekuatan Individu dalam Esai

Apakah kekuatan individu penulis hanya dipentingkan dalam penulisan esai?

Kekuatan karakter individu penulis, diperlukan dalam semua bentuk tulisan, mulai dari news, reportase, artikel dan feature. Namun bentuk-bentuk tulisan tersebut memiliki teknik dan sistematika yang jelas. Karenanya, penulis yang tidak terlalu kuat pun, tetap bisa menghasilkan news, reportase, artikel dan feature yang baik. Dalam esai, kekuatan individu lebih diperlukan karena tidak bakunya teknik dan sistematika.

Apakah yang disebut kekuatan individu dalam penulisan esai?

Yang dimaksud sebagai kekuatan individu, terutama adalah faktor tingkat kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual yang di atas rata-rata. Namun kekhasan dari masing-masing individu akan sangat menentukan kualitas esai yang dihasilkan. Karakter khas yang kuat ini diperoleh bukan karena faktor teknik melainkan karena muncul dari dalam diri si penulis.

Dari manakah penulis esai memperoleh kekuatan karakter individunya?

Kekuatan karekter individu, bukan diperoleh dari pendidikan formal, melainkan dari kekayaan pengalaman hidup, bacaan yang luas dan lingkungan pergaulan yang beragam. Meskipun faktor genetik, juga ikut pula mempengaruhi kekuatan karekter individu seseorang. Namun tanpa kekayaan pengalaman, luasnya bacaan dan variasi pergaulan, karakter dasar serta pendidikan formal belum merupakan jaminan kekuatan individu seseorang.

Apakah skill (keterampilan) juga diperlukan dalam penulisan esai?

Skil tetap diperlukan dalam penulisan esai, namun hal tersebut bukan merupakan faktor utama. Sebab apabila skil yang diutamakan, maka esai yang dihasilkan justru akan merosot kualitasnya. Sebab esai justru diharapkan tidak dihasilkan sebanyak artikel, feature dan lebih-lebih news.

Apakah esai memiliki bobot lebih tinggi dibanding artikel dan feature?

Esai tidak bisa dibandingkan dengan artikel dan feature, sebab masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Artikel lebih berfungsi untuk mengajak pembaca memahami suatu pokok persoalan. Feature digunakan untuk menggugah rasa human interest pembaca. Sementara esai bermanfaat untuk melakukan refleksi dan perenungan. Meskipun fungsi tiga bentuk tulisan ini berbeda, honorarium yang akan diterima oleh penulisnya sama.


Contoh tulisan feature:

Pesawat Tanpa Awak Jatuh di Kepulauan Riau

Sebuah pesawat tanpa awak jatuh di perairan Pulau Pucung, Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Bintan, Kepulauan Riau, Senin, 12 November. Pesawat ini ditemukan oleh seorang nelayan, Mukhri di sebuah lokasi antara perairan Berakit dan Pulau Pucung usai melaut sekitar pukul 06.00 WIB.

Badan pesawat tanpa awak tersebut berwarna merah dengan panjang 2,5 meter dan sayap berwarna kuning lebar 2 meter. Di badan pesawat terdapat tulisan Banshee dengan nomor 5498 dan diekor pesawat terdapat tulisan Meggitt.
Selain itu juga terdapat perasut berwarna orange yang keluar dari badan pesawat, diduga parasut tersebut keluar setelah pesawat terhempas di laut.
Pesawat tersebut kemudian dievakuasi oleh sejumlah Personel Pangkalan TNI AU Tanjungpinang dengan mobil pasukan meskipun tidak semua badan pesawat bisa masuk ke mobil. Rencananya pesawat ini akan dibawa ke Puslitbang TNI AU di Jakarta guna penelitian lebih lanjut.

Pesawat ini “Drone Target,” Bukan Pesawat Intai
Komandan Pangkalan Angkatan Udara Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Letkol Pnb MJ Hanafie mengatakan bahwa pesawat tanpa awak yang jatuh di Bintan ini bukan jenis pesawat pengintai tetapi merupakan pesawat sasaran tembak atau “drone target” untuk latihan tempur.
“Ini bukan pesawat tanpa awak yang melakukan pengintaian, tetapi ini adalah `drone target` untuk latihan penembakan simulasi yang bisa dilepaskan dari daratan dan laut,” kata Danlanud MJ Hanafie kepada pers di Lanud Tanjungpinang, Senin malam.

Danlanud mengatakan “drone target” semacam itu bisa bertahan di udara selama 1 jam 15 menit dengan kecepatan 200 knot sebelum jatuh ditembak atau jatuh sendiri tanpa kena tembakan saat latihan. “Kegagalan dalam penembakan bisa mencapai 30 persen,” ujar Danlanud.
Menurut Hanafie, kemungkinan besar alat latih tembak atau “drone target” yang dilontarkan dari darat atau dari kapal di laut tersebut terbawa arus hingga mencapai perairan Bintan setelah jatuh.
“Dari negara mana belum bisa diketahui, yang jelas alat ini digunakan oleh 40 negara termasuk Indonesia,” kata Hanafie. Namun untuk membuktikan dari mana asalnya, pesawat itu akan dibawa ke Puslitbang TNI AU di Jakarta.

Jangan Ada Penafsiran yang Macam-macam
“Drone target” tersebut diperkirakan sudah beberapa hari terapung dan terbawa arus, sehingga bagian baterai yang berada di dalam badan pesawat serta bagian baling-baling yang berada di bagian belakang sudah terlapisi garam. “Jika jatuhnya tanpa parasut tentu sudah tenggelam,” pungkasnya.
Danlanud memastikan tidak ada pesawat pengintai asing yang memasuki wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Kepulauan Riau yang berbatasan dengan sejumlah negara.

“Sekali lagi ini bukan pesawat pengintai atau pesawat mata-mata, namun ini `drone target` yang memang untuk ditembak atau dihancurkan,” ujarnya.
Danlanud berharap tidak ada penafsiran macam-macam terhadap penemuan “drone target” tersebut, karena benda tersebut adalah sasaran latihan tembak dari darat atau laut ke udara.

Contoh Tulisan Artikel Opini yang pernah dimuat di Koran
Kalau anda ingin tahu bagaimana contoh artikel opini yang sudah dimuat di koran, maka berikut beberapa contoh artikel yang sudah dimuat di koran-koran nasional. Perhatian jumlah kata secara total dan gaya penungkapan kalimatnya.

1.      Contoh artikel yang dimuat di koran Kompas: Akankah Irak Menjadi Vietnam Kedua?

BERITA tentang helikopter Chinook yang ditembak jatuh oleh rudal, menewaskan 16 personel tentara AS (termasuk dua wanita), merupakan kabar buruk bagi AS. Kemudian, Black Hawk ditembak jatuh dekat Tikrit, pada Jumat, menewaskan enam pasukan AS. Berita itu cukup mengkhawatirkan Washington.


2.      Contoh artikel dimuat di koran Jawa Pos: Shirin Ebadi

DALAM pemberian penghargaan Nobel Perdamaian tahun ini kepada pengacara serta aktivis HAM Iran Shirin Ebadi, Komite Nobel Norwegia telah memberikan wewenang kepada wanita umumnya dan perempuan Iran khususnya pada suatu poin yang krusial saat sedang terjadi ketegangan antara kalangan reformis dan konservatif, baik di Iran maupun di dunia Islam secara luas.


3.      Contoh artikel dimuat di koran Republika: Bin Ladin, Israel dan Terorisme

Seandainya sebuah survei interim dilakukan tentang kondisi dunia, akankah ia menunjukkan bahwa dunia menjadi lebih aman setelah tragedi 11/9? Jawabannya mungkin dapat ditemukan dalam beberapa baris kata dari Thomas Hardy ini: “Beberapa aspek berada dalam diri kita, dan siapa yang tampak seperti raja dialah Sang Raja”.


4.      Contoh artikel dimuat di koran Media Indonesia: Peta Jalan Damai India-Pakistan

PERTEMUAN puncak antara Perdana Menteri India Manmohan Singh dan Presiden Pakistan Pervez Musharraf semakin membuktikan bahwa dalam dunia diplomasi (sebagaimana dalam kriket, olahraga populer di kawasan ini) hasil dari pertemuan tingkat tinggi sering berupa kebalikan dari prediksi sebelumnya.


5.      Contoh artikel dimuat di koran Suara Karya: Universalisme Demokrasi

Natan Sharansky, disiden terkenal Yahudi Soviet yang dibebaskan setelah hukuman penjara sembilan tahun, terkadang dianggap sebagai inspirasi untuk kebijakan perubahan rezim neo-konservatif. Khusus mengenai pandangannya pada rasionalisasi neo-imperialisme terbaru dalam mencegah terjadinya prinsip kedaulatan nasional dengan atau tanpa intervensi bersenjata, dan tentang keefektivan aktual dalam menghasilkan perdamaian yang stabil.


6.      Contoh artikel dimuat di koran Pikiran Rakyat Bandung: Clash of Civilization, Mitos atau Realitas?

SAAT ini sedang terjadi pergulatan spektrum dan visi di horison intelektual dan pola pikir. Di permukaan, ia tampak dalam wujud pergulatan antara barat dan blok Islam untuk merebut dominasi dunia. Dalam realitas, pemeran antagonis dalam konflik yang tampak antara Barat dan Islam berada pada sisi yang sama.


7.      Contoh artikel dimuat di koran Duta Masyarakat: Islam dan Demokrasi

Banyak kalangan non-muslim (individual dan institusi) yang menilai bahwa tidak terdapat
konflik antara Islam dan demokrasi dan mereka ingin melihat dunia Islam dapat membawa perubahan dan transformasi menuju demokrasi.

8.      Contoh artikel dimuat di koran Suara Pembaruan: Poluneg Kerry Tak Beda dengan Bush

Saya akan siap siaga untuk mengirim pasukan dalam waktu singkat.” Itulah John F Kerry, kandidat presiden Amerika dari Partai Demokrat. Apa yang terjadi? Bukankah Demokrat semestinya mengakhiri kebijakan intervensionis pemerintahan Bush?

Daftar Pustaka

http://prabuyoss.blogspot.com/2013/05/mengenal-bentuk-tulisan-artikel-feature.html